Pemain sinetron Celine Evangelista kali ini ikut menjadi korban banjir. Yang beda untuk kali ini, Celine mengutarakan bedanya banjir yang melanda era Anies Baswedan dengan Ahok. Beda banget pokoknya…!!
Dalam Insta Stornya, Celine Evangelista heran karena air banjir masih mengendap dan tak menyerap kedalam tanah. Ia juga mempertanyakan masalah tersebut itu pada Gubernur yang sekarang menjabat, meskipun itu tak mengatakan nama Gubernur Jakarta saat ini.
“Gimana ini dengan banjirnya?? Kok air nya gak masuk kedalam tanah? gak mao masuk dalam tanah seperti dikatakan pak gubernur tatkala pidato pilgub dulu ya? wahh murtad nih banjir,” tulisnya dalam insta storynya.
Kemudian istri Stefan William itu membandingkan pada saat Jakarta dipegang Ahok. Disebutkannya, kawasan sekitar rumahnya kala itu tak banjir lagi, dikarenakan penanggulangan sejak dini yang dilakukan oleh pria bernama asli Basuki Tjahaja Purnama tersebut. Banyak hal yang dirasakan berbeda terutama oleh Celine Evangelista antara ketika jakarta dipimpin oleh Ahok dengan Anies Baswedan, Bagi Celine Evangelista jakarta masih lebih baik ketika dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama ketimbang sekarang dipimpin oleh Anis Baswedan.
“Dulu lebih baik ya menurut gue.. sebelum datang banjir udah siaga dulu pak ahok.. begitu banjir datang 2 jam kemudian udah langsung surut. terutama di kawasan kelapa gading pulomas gak pernah dilanda banjir lagi waktu sama pak ahok.. tapi sekarang mulai banjir lg!” ujarnya.
Celine bukan satu-satunya artis yang menjadi korban banjir. Banyak artis yang mendapat masalah yang sama, seperti Yuni Shara, Sinyorita, serta banyak lagi yang lain. Yang sama sama menjadi korban banjir untuk kali ini.
Apalagi dipasca melahirkan seperti ini, Celine Evangelista tentu membuatnya sangat repot. Dan yang pasti dia mengharapkan hal seperti ini bisa ditanggulangi oleh pihak pihak yang terkait. Problema bencana banjir dijakarta memang sebuah hal pelik tak ujung selesai dari zaman dulu hingga sekarang.
Bermacam upaya sudah banyak dilakukan namun selalu dan selalu menjadi ironi yang terselesaikan.